Pengantin Bidadari
Ibnu Qayyim Al Jauziyah


- Raudhah Al Muhibbin wa Al Musytaqin

(Taman Orang-orang yang Jatuh Cinta dan Taman Orang-Orang yang saling rindu-merindui)

Sebagai seorang isteri, wanita lebih cantik dibandingkan dengan seorang gadis
Sebagai seorang ibu, wanita lebih cantik dibandingkan dengan seorang pengantin
Sebagai isteri dan ibu, ia adalah kata-kata terindah di semua musim
dan dia tumbuh menjadi lebih cantik bertahun-tahun kemudian...
***

Syahdan, di Madinah, tinggallah seorang pemuda bernama Zulebid.
Dikenali sebagai pemuda yang baik dalam kalangan para sahabat-sahabat. Dia juga rajin beribadat dan taat kepada Allah SWT. Melalui aspek kewangan Zulebid bukanlah daripada golongan yang dermawan bahkan bukan hartawan sekadar mengamalkan hidup yang serba sederhana. Sebagai seorang yang telah dianggap mampu, layak bagi beliau untuk bernikah dengan seorang wanita.Bagi Zulebid bernikah merupakan salah satu sunnah Rasulullah SAW yang terhampir baginya. Beberapa kali dia meminang gadis di kota itu, namun selalu ditolak oleh pihak orang tua ataupun si gadis tersebut dengan beribu alasan…

Akhirnya pada suatu pagi, Zulebid mencurahkan segala isi hatinya kepada para sahabat yang hampir dengan Rasulullah SAW.
"Cuba engkau temui Baginda Nabi, semoga engkau mendapatkan jalan keluar yang terbaik bagimu", nasihat mereka.
Zulebid kemudian mengutarakan isi hatinya kepada Baginda Nabi. Sambil tersenyum baginda SAW berkata:
"Mahukah engkau jika aku nikahkan dikau dengan putri si Fulan?"
"Seandainya itu adalah saranan daripadamu, akan kuterima. Ya Rasulullah, putri si Fulan itu terkenal akan kecantikan dan kesolehannya, dan hingga kini ayahnya selalu menolak lamaran daripada siapapun.

"Katakanlah bahawa aku yang mengutusmu", sahut Baginda Nabi.
"Baiklah ya Rasulullah SAW", dan Zulebid segera bergegas bersiap dan pergi ke rumah si Fulan.
Setelah sampai di rumah Fulan, Zulebid disambut sendiri oleh Fulan
"Ada keperluan yang penting apakah hinggakan saudara datang ke rumah saya?" Tanya Fulan.
"Rasulullah saw yang mengutus saya ke sini, saya hendak meminang putrimu si A." Jawab Zulebid sedikit gugup.

"Wahai anak muda, tunggulah sebentar, akan kutanyakan dulu kepada puteriku." Fulan menemui puterinya dan bertanya, "Bagaimana pendapatmu wahai puteriku?"
Jawab puterinya, "Ayah, jika memang dia datang karena diutuskan oleh Rasulullah SAW, maka akan kuterima lamarannya, dan aku akan ikhlas menjadi isterinya."
Akhirnya pagi itu juga, pernikahan diselenggarakan dengan sederhana namun penuh baroqah. Zulebid kemudian membawa pulang si dia ke rumahnya.

Sambil memandang wajah isterinya, lalu Zulebid berkata," Duhai Adinda  wajahmu terlukiskan kecantikan bidadari, apakah perkahwinan ini yang engkau idam-idamkan selama ini? Bahagiakah engkau dengan memilihku menjadi suamimu?"
Jawab isterinya, " Engkau adalah lelaki pilihan Rasulullah SAW yang datang meminangku. Tentu Allah SWT telah menakdirkan yang terbaik buatku. Tiada kebahagiaan bagi seorang wanita melainkan menanti tibanya malam yang dinantikan para pengantin."

Zulebid tersenyum. Direnung wajah indah isterinya itu dengan penuh kemesraan mengharap belaian manja seorang isteri kepada suaminya.Seketika kemudian,kedengaran ketukan pintu rumah yang bertalu-talu memaksa Zulebid segera bangkit dan membuka pintu tersebut. Seorang lelaki mengkhabarkan bahawa ada panggilan untuk berkumpul di masjid, panggilan untuk berjihad dalam perang.
Zulebid masuk kembali ke rumah dan menemui isterinya.
"Duhai isteriku yang senyumannya menancap hingga ke relung batinku, demikian besar tumbuhnya cintaku kepadamu, namun panggilan Allah untuk berjihad melebihi semua kecintaanku itu. Aku mohon keredhaanmu sebelum keberangkatanku ke medan perang.
Kiranya Allah mengetahui semua arah jalan hidup kita ini."
Isterinya menyahut, "Pergilah suamiku,walaupun berat hati ini melepaskanmu setelah tumbuhnya kecintaan diriku untuk memilikimu namun Allah yang Maha Memiliki lebih berhak memilikimu.Doaku dan redhaku senantiasa bersamamu wahai suamiku…”
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFf1_BiP8KWCnFj9oUzoE2wym_ZeW2jScfkulZA-c5fWAlihLeoOGZwznN_BBpRiuwJVbGkxnljzYxMNUMldrZh0lS187_lTGGkt8CZ3oC9BhWGuw8Q553ZpDqnChYOM5C59ey4vHPRns/s1600/bidadari1.jpg


***
Zulebid lalu bersiap sedia lantas bergabung bersama tentara muslim menuju ke medan perang. Gagah berani dia menghayunkan pedangnya, deras dan berdesing sehingga mampu menewaskan beberapa orang tentera musyrikin ditangannya. Dia bertarung meluru terus maju sambil senantiasa mengumandangkan kalimat Tauhid...
Allahuakkbarr..!!
Allahuakkbarr..!!
Allahuakkbarr..!!

Ketika sebuah anak panah buta dari arah depan tak sempat dihindarinya, tertusuk tepat pada dadanya. Zulebid terjatuh, berusaha menghindari anak panah lainnya yang berseliweran di udara. Dia merasakan dadanya mulai sesak, nafasnya tak beraturan, pedangnya pun mulai terkulai terlepas dari tangannya. Sambil bersandar di antara longgokan korban, Dia berasa panggilan Allah sudah begitu dekat kepadanya. Lalu,terbayang wajah kedua orang tuanya yang begitu dikasihinya. Teringat akan masa kecilnya bersama-sama saudaranya. Berlari-larian bersama teman-teman sepermainannya. Berganti bayangan wajah Rasulullah yang begitu dihormati, dijunjung dan dikaguminya dan akhirnya bayangan rupawan istrinya. Isterinya yang baru dinikahinya pagi tadi. Senyum kepadanya dengan senyuman yang paling menawan tatkala dia mahu menghadrat illahi.
Wajah cantik itu demikian sejuk memandangnya sambil mendoakannya. Detik demi detik, syahadat pun terucapkan dari bibir Zulebid. Perlahan-lahan matanya mulai memejam, senyum menghiasinya....Zulebid pergi menghadap Ilahi, gugur sebagai syuhada.
***
Senja datang
Angin mendesau, sepi...
Pasir-pasir beterbangan...
Berputar-putar...

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgozpqc3k7LEtnQ8BXfVuXflKPx9J5q0BxWucw6yMxElRvUx4duaT2ytzkSPUl3L7J-afBVg7ZOkIByjMYdQc9AOXkEZNtQv9AvxMd3wXfBVQnlV84NxUpRqh9fND25Z10SmEfa38UU_Go/s320/bidadari-bermata-bening.jpg

Rasulullah dan para sahabat mengumpulkan syuhada yang gugur dalam perang. Di antara para mujahid tersebut terdapatlah tubuh Zulebid yang tengah bersandar dilongggokkan mayat musuh. Akhirnya dikuburkanlah jenazah zulebid di suatu tempat. Berdampingan dengan para syuhada lain.
Tanpa dimandikan...
Tanpa dikafankan...
Tanah terakhir ditutupkan ke atas makam Zulebid.
Rasulullah termenung di samping pusara tersebut.
Para sahabat terdiam membisu.
Sejenak kemudian terdengar suara Rasulullah seperti menahan esak tangis. Air mata berlinang di kelopak mata baginda. Lalu beberapa waktu kemudian baginda seolah-olah mendongak ke atas sambil tersenyum. Wajah beliau berubah menjadi cerah. Belum habis hilang kehairanan para shahabat terhadap Rasulullah, tiba-tiba baginda menolehkan pandangannya ke sisi seraya menutupkan tangan menghalangi arah pandangan mata baginda.
Akhirnya keadaan kembali seperti semula.
Para shahabat lalu bertanya-tanya, ada apa denganmu, ya Rasulullah.
"Ya Rasulullah, mengapa di pusara Zulebid engkau menangis?"
Jawab Rasulullah, "Aku menangis karena mengingatkan Zulebid. Ooh..Zulebid, pagi tadi engkau datang kepadaku meminta restuku untuk bernikah dan engkau pun menikah hari ini juga.Hari ini merupakan hari bahagia buatmu. Seharusnya saat ini Engkau sedang menantikan malam yang ditunggu-tunggu oleh para pengantin."
Lalu mengapa kemudian Engkau mendongak dan tersenyum?" Tanya sahabat lagi.
" Aku mendongak karena kulihat beberapa bidadari turun dari langit dan udara menjadi wangi semerbak dan aku tersenyum kerana mereka datang hendak menjemput Zulebid," Jawab Rasulullah.
"Dan lalu mengapa kemudian Engkau memalingkan pandangannya dan menoleh ke samping?" Tanya mereka lagi.
"Aku mengalihkan pandangan menghindar karena sebelumnya kulihat banyaknya bidadari yang menjemput Zulebid, beberapa diantaranya berebut memegangi tangan dan kaki Zulebid. Hingga dari salah satu gaun dari bidadari tersebut ada yang sedikit tersingkap betisnya...."
***
Di rumah, isteri Zulebid menanti sang suami yang tak kunjung tiba. Ketika terdengar khabar suaminya telah menghadap Sang Illahi,Pencipta segala kejadian.
Malam menjelang...
Terlelap dia, sejenak berada dalam keadaan setengah mimpi dan dan nyata.
Lambat-lambat ia seperti melihat Zulebid datang dari kejauhan. Tersenyum, namun wajahnya diraut kesedihan pada akhirnya.
Terdengar Zulebid berkata, "Isteriku, aku baik-baik saja. Aku menunggumu disini. Engkaulah bidadari sejatiku. Semua bidadari disini apabila aku menyebut namamu akan mengetap bibir tanda cemburu padamu....
Dan akan kubiarkan engkau wahai isterku yang tercantik di hatiku.”
Isteri Zulebid, terdiam.
Matanya berlinangan...
Lalu mencurahkan air mata…
Yang disimpan tidak tertahan…
Seperti tak lepas dia mengingatkan saat pernikahan pagi tadi...
Dan bayangan suaminya yang baru saja hadir...
Ia menggerakkan bibirnya..
"Suamiku, aku mencintaimu...
***
Somewhere over the rainbow, way up high
There's a land that I heard of once on a lullaby
Somewhere over the rainbow, skied are blue
And the dreams that you dare to dream
really do come true..

Dan,
Akan kemanakah kumbang terbang
Bagi menghirup madu di bunga suntingan.
Pada siapa rindu mendendam
Kekasih yang terkasih
Pencinta dan yang dicinta
Semua berurai air mata
Sedih, ataukah bahagia.....?
***
Untuk para pengantin bidadari
Dan dengan semua ketentuan Allah ini bagi kita..
Aku ikhlas...
Aku redha…”
***





وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ عِينٌ
Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya, (Quran 37:48)

وَعِندَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ أَتْرَابٌ
Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya. 
(Quran 38:52)

مُتَّكِئِينَ عَلَى سُرُرٍ مَّصْفُوفَةٍ وَزَوَّجْنَاهُم بِحُورٍ عِينٍ
Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli. (Quran 52:20)

فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ
Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin. (Quran 55:56)

فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ
Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik. (Quran 55:70)

حُورٌ مَّقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ
(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah. (Quran 55:72)

وَحُورٌ عِينٌ
Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, (Quran 56:22)

إِنَّا أَنشَأْنَاهُنَّ إِنشَاء
Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung (Quran 56:35)

كَذَلِكَ وَزَوَّجْنَاهُم بِحُورٍ عِينٍ
demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari. (Quran 44:54)

كَأَنَّهُنَّ الْيَاقُوتُ وَالْمَرْجَانُ
Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan. (Quran 55:58)

Membina Generasi Rabbani

RABIAHADAWEA FEBRUARY 2, 2012 1

Tulisan ini diambil daripada perkongsian seseorang yang hadir ke ceramah di Universiti Putra Malaysia. Saya sendiri terkesan dengan nota yang dicatitnya dan di sini saya nak kongsikan bersama kalian. Moga kita yang tidak hadir ke sana turut dapat meneguk himmah, hamasah, dan kekuatan mereka.
* Bacaan Al-Quran : Al-Furqan 61
* Ucapan Dr Mohd Parid Sheikh Haji Ahmad(Presiden Ikram)
* Ceramah Sheikh Dr Juma’ah Amin (Naib Mursyid Am Ikhwan Muslim)
Bismillah & selawat aku menyampaikan salam Dr. Badie, mursyid Ikhwanul Muslimin (IM). Betapa aku berharap aku boleh berbahasa Melayu kerana Allah s.w.t. memberi hidayah dalam bahasa kaumnya. Maka, aku berharap aku boleh menyampaikan dalam Bahasa Melayu.
Alam islami berjalan dgn marhalah dahsyat. Deen ini yang bermula sebelum tasyrie dan pembangunan Negara. Ia menyeru kepada kesatuan perasaan.
Demi Allah, tidak ada yang dapat menghalang aku menghabiskan perjalanan yang jauh ini melainkan kerana perasaan ini. Iaitu kasih sayang kerana Allah. (The sheikh actually couldn’t stand for a long time, but for this lecture, he stands on the podium with full of enthusiasm—very touching )
Oleh itu, Rasulullah s.a.w. sebelum diperintahkan berjihad telah mentarbiyah sahabat dgn kasih sayang Allah, tarbiyah dgn kesatuan hati. Ia terlebih dahulu daripada pembangunan daulah. Mereka qiam, banyak mengingati Allah sehingga basah air mata mereka. Mereka ibadurrahman seperti yang disebutkan dalam surah al-Furqan–sifat rabaniyyah-merupakan sifat-sifat Allah.
Allah cinta kepada orang-orang yang bersifat rabbaniyyah. Tidak ada nilai senjata yang hebat sekiranya tidak ada air mata yang mengalir, jiwa yang khusyuk. Orang mukmin sekiranya disebut Allah; akan bergetar hati mereka. Iman mereka akan bertambah. Merekalah orang-orang yang menunaikan solat, zakat…
Oleh itu, Imam Hasan al-Banna mengingatkan kita, bagaimana merealisasikan sifat rabbaniyyah. Bagaimana kita menjadi golongan yang berjihad di jalan Allah, membangunkan malam, istighfar kepada Allah, taqarrub kepada Allah. Dia meletakkan tiga “methodology” :
1)     Aqidah
 2)     Amal
***
Diterjemah aqidah ini kepada akhlak rabbani, tidak takut mati. Aqidah yang sujud kepada Allah . Satu tangan yang menanam generasi dan sebelah lagi memikul senjata.
Peribadi yang sempurna, Imam Hassan Al-Banna meletakkan manhaj ini.
Aqidah yang lahirkan amal inilah yg tidak dapat dipraktikkan oleh orang kafir.
Manhaj aqidah ini perlu ceramah yang panjang. Muslim bercampur dgn manusia dan bersabar dengan kerenah mereka lebih baik daripada yang tidak bercampur dengan orang.
Imam Hassan Al-Banna mengajar bagaimana Islam itu syumul tidak terbatas kepada ibadah-ibadah khusus semata-mata (solat lima kali , puasa,…)Mengabdikan diri dari bangun tidur sehingga tidur kembali, ketika berjual beli, berperang semuanya. Ia meliputi semua urusan hidup.
Apabila seorang muslim telah sempurna aqidah, maka ia bergerak daripada sini sehingga ia menyeru manusiadan ia mempunyai kefahaman.
Imam Hassan Al-Banna: “Dengan pendekatan  Rasulullah, kita akan memerangi manusia dengan kasih sayang . Lalu terbinalah kasih sayang pemimpin dengan pengikut, pengikut dan orang ramai.
Beliau telah membentuk pengikutnya. Tidakkah kamu melihat seorang mukmin yang mempunyai sifat-sifat rabbani, percaya kepada janji Allah.
-Kefahaman mendalam,
-Iman yang mendalam
-Kesedaran yang jelas
-Amal yang berterusan
Jadilah kamu abid (ahli ibadah) sebelum menjadi pemimpin. Nescaya kamu akan menjadi pemimpin yang terbaik.
Mungkin orang bertanya, kenapa rabbani ?
Kerana perang dgn musuh islam adalah perang yang sengit. Musuh bersedia dgn senjata, tipu daya, helah dan harta benda. Kita sedikit. Tidak punya apa. Hanya dengan kekuatan aqidah. Memang tidak dapat dinafikan bahawa kita memerlukan bilangan orang yang ramai dan sebagainya. Tetapi bekalan yang kita perlu adalahbekalan rabbaniyyah.
Iqra’ … Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,… Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya? Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya,(yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya), kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah, sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan). (Al-alaq)
Kerana kekuatan kita adalah Allah.
“Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melontar ketika kamu melontar, tetapi Allahlah yang melontar…” (Al-Anfaal: 17)
Inilah sifat-sifat sahabat . Mereka bercakap tentang orang-orang mukmin. Daripada mereka, terdapat rijal. Al Quran bukan sahaja cerita pasal iman tapi tentang orang-orang yang beriman.
Manusia terbahagi kepada dua:
-Yang suka dunia, tiada iman dalam hati mereka.
-Yang ditarbiah. Mereka mengatakan “Inilah janji Allah dan Rasul-Nya” bertambah iman meraka – dalam perang Ahzab.
Kata-kata Rub’ie bin A’mir ketika bertemu panglima tentera rom yang bernama Rustum:Maksudnya: Allah mengutuskan kami (orang-orang islam), untuk kami merdekakan manusia, daripada mengabdikan diri sesama manusia kepada mengabdikan diri kepada Allah, daripada kezaliman agama kepada keadilan Islam dan daripada kesempitan dunia kepada keluasan dunia dan akhirat. Rub’ie bin Amir menyimpulkan kefahaman Islam yang diperolehinya daripada pentarbiyahan Nabi SAW bahawa penjajahan bukan sahaja boleh berlaku melalui penguasaan bangsa asing terhadap sesuatu kaum, tetapi ia juga boleh berlaku melalui penguasaan bangsa sendiri.
Sahabat-sahabat ini; sebelum ini zina, minum arak dan sebagainya tetapi selepas dicelup dengan sifat rabbaniyyah…
Kamu telah tahu ramai kisah sahabat;
Amar bin yasir vs orang musyrik- dia thabat , kerana merasa Allah bersamanya. Apalah nilai dunia baginya ketika ia percaya janji Allah.
Musab bin Umair, pemuda yang kaya diugut ibunya yang tidak mahu makan dan minum sekiranya tidak murtad, Jawab Mus’ab kepada ibunya: “Andaikata ibu diberi 100 nyawa, dan nyawa ibu keluar satu demi satu, saya tetap tidak akan meninggalkan Islam”.
Adakah kerana dunia? Yang berkorban Fi Sabilillah, adakah kerana dunia?
Mereka melihat syurga dihadapan mereka, bukan lagi dunia ini.
Bilal-sejarah yang dipenuhi rijal. Kalaulah tidak kerana sifat rabbani ini, nescaya mereka tidak mampu menghadapinya.
Mungkin ada akhawat yang akan bertanya, tiadakah kisah wanita?
Khadijah – wanita pertama memeluk Islam. Ketika Rasul s.a.w. ketakutan dan meminta diselimutkan ketika menerima wahyu. Zammilooni, .. “Allah akan memelihara kamu”…..
Asma’ Abu Bakar – Ketika anaknya yang bimbang dia akan dicincang-cincang dan merobek jenazahnya dengan kejam, Ibu yang rabbani ini berkata
“ Tak ada yang perlu ditakuti dari perbuatan orang-orang hidup terhadap orang yang telah mati. Bukankah kambing yang sudah disembelih tidak merasa sakit lagi ketika dikuliti?” jawab Asma’.
Aku cuma memetik beberapa bunga ros daripada sejarah kita. Kisah wanita dahulu dan sekarang banyak qudwah dan contoh untuk kita.
***
Oleh itu, kita melihat beberapa rijal dari Ikhwan yang tertarbiyah dengan tarbiyah sebegini, seperti di Palestin, pengorbanan mereka, sehinggakan Yahudi sangat takut kepada rijal rabbani itu. Mereka(Yahudi) melihat rijal ini manusia yang tidak takut mati.
Kisah seorang sahabat yang tidak mahu menunggu untuk mati syahid walaupun semata-mata untuk makan sebiji kurma.
Ia bukan sahaja pada kisah Al-Banna sahaja . Tapi, kisah-kisah ini berterusan . Tidak tahukah kita tentang Syed Qutb yang akhirnya digantung? Sebelum itu, adiknya datang memberi tawaran. “Jari telunjuk saya yang mengakui ke Esaan Allah dalam solat, menolak untuk menulis sebuah kebenaran yang di redhai oleh seorang penguasa yang zhalim. Jika saya dipenjara dengan alasan yang benar, saya lebih menyukainya. Namun jika sebaliknya, maka saya adalah orang-orang yang setuju kepada kebatilan”
Dimanakah rijal rijal yang rabbani itu?
***
Saya tidak mahu mengatakan Ikhwanul Muslimin tetapi ramai yang telah mati syahid.
Ada akhawat yang membawa kanak-kanak sekali ke Medan Tahrir. Sebahagian orang melihat IM tidak langsung meninggalkan medan tersebut sehingga ada arahan untuk mengosongkan medan tahrir.
Kami katakan “ wahai wanita , pergilah balik, sesungguhnya kami akan tetap di sini sehingalah keputusan datang dari Allah kepada kami”
Pukul 12 malam, datang 5000 syabab ke medan tahrir.
Pukul 2 pagi, seorang ukhti menelefon aku. Dia bertanya, “Wahai ustaz, aku mahu bertanya, adakah bala’ dan ujian ini hanya untuk rijal sahaja?” “Kami kesian kepada antunna , tetapi bala’ dan ujian ini turunnya kepada lelaki dan perempuan.” “ Kalau begitu, walaupun kami dihancurkan, kami akan sertai medan ini juga”
Apakah nilai rabaniyah ini sekiranya ia dibaca sahaja? Ia hanya bernilai jika dua perkara berlaku;
1)     Rasa kebersamaan Allah secara yakin.  – tsiqah kepada Allah (seperti kisah Hajar dgn Ibrahim A.S. ketika ditinggalkan di padang pasir Mekah. Atau kisah pengikut Musa ketika hampir dikejar oleh Firaun. Musa berkata, “ sesungguhnya padaku Tuhanku. Dia akan menunjukkan aku jalannya” Kisah hijrah : “Jangan takut, Allah bersama kita”. Bagaimana mahu realisasikan??? Allah berkata : “Sekiranya kamu tunaikan solat dsb…”
2)     Redha Allah – Walaupun semua orang membenci mu, tetapi Allah redha padamu, maka jadilah kamu orang yg gembira. Terimalah perkara yang ditetapkan oleh Allah,bukan semata-mata  laksana. Tapi laksana dengan cinta!… Oleh itu, Rasulullah saw menyebut : 3 perkara yg sesiapa ada padanya dapat rasa kemanisan iman; Allah dan rasulnya lebih dicintai, mencintai seseorang hanya kerana Allah, dan benci untuk kembali kepada kufur seperti benci dicampak ke neraka.

Rasalah rabbaniah. Kamu akan rasa ukhuwwah . Sesungguhnya rahsia kekuatan kamu adalah pada ukhuwwah kamu!
Rasalah kemanisan Iman, dan terimalah iman untuk mencintai Ikhwan kamu.
Kamu bertanya padaku. “Bilakah kemenangan itu akan datang?katakanlah ia sudah dekat…”
-Doa rabitah-
Kalam penutup. Moga kita berjumpa lagi selepas ini

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Readers