Pengantin Bidadari
Ibnu Qayyim Al Jauziyah


- Raudhah Al Muhibbin wa Al Musytaqin

(Taman Orang-orang yang Jatuh Cinta dan Taman Orang-Orang yang saling rindu-merindui)

Sebagai seorang isteri, wanita lebih cantik dibandingkan dengan seorang gadis
Sebagai seorang ibu, wanita lebih cantik dibandingkan dengan seorang pengantin
Sebagai isteri dan ibu, ia adalah kata-kata terindah di semua musim
dan dia tumbuh menjadi lebih cantik bertahun-tahun kemudian...
***

Syahdan, di Madinah, tinggallah seorang pemuda bernama Zulebid.
Dikenali sebagai pemuda yang baik dalam kalangan para sahabat-sahabat. Dia juga rajin beribadat dan taat kepada Allah SWT. Melalui aspek kewangan Zulebid bukanlah daripada golongan yang dermawan bahkan bukan hartawan sekadar mengamalkan hidup yang serba sederhana. Sebagai seorang yang telah dianggap mampu, layak bagi beliau untuk bernikah dengan seorang wanita.Bagi Zulebid bernikah merupakan salah satu sunnah Rasulullah SAW yang terhampir baginya. Beberapa kali dia meminang gadis di kota itu, namun selalu ditolak oleh pihak orang tua ataupun si gadis tersebut dengan beribu alasan…

Akhirnya pada suatu pagi, Zulebid mencurahkan segala isi hatinya kepada para sahabat yang hampir dengan Rasulullah SAW.
"Cuba engkau temui Baginda Nabi, semoga engkau mendapatkan jalan keluar yang terbaik bagimu", nasihat mereka.
Zulebid kemudian mengutarakan isi hatinya kepada Baginda Nabi. Sambil tersenyum baginda SAW berkata:
"Mahukah engkau jika aku nikahkan dikau dengan putri si Fulan?"
"Seandainya itu adalah saranan daripadamu, akan kuterima. Ya Rasulullah, putri si Fulan itu terkenal akan kecantikan dan kesolehannya, dan hingga kini ayahnya selalu menolak lamaran daripada siapapun.

"Katakanlah bahawa aku yang mengutusmu", sahut Baginda Nabi.
"Baiklah ya Rasulullah SAW", dan Zulebid segera bergegas bersiap dan pergi ke rumah si Fulan.
Setelah sampai di rumah Fulan, Zulebid disambut sendiri oleh Fulan
"Ada keperluan yang penting apakah hinggakan saudara datang ke rumah saya?" Tanya Fulan.
"Rasulullah saw yang mengutus saya ke sini, saya hendak meminang putrimu si A." Jawab Zulebid sedikit gugup.

"Wahai anak muda, tunggulah sebentar, akan kutanyakan dulu kepada puteriku." Fulan menemui puterinya dan bertanya, "Bagaimana pendapatmu wahai puteriku?"
Jawab puterinya, "Ayah, jika memang dia datang karena diutuskan oleh Rasulullah SAW, maka akan kuterima lamarannya, dan aku akan ikhlas menjadi isterinya."
Akhirnya pagi itu juga, pernikahan diselenggarakan dengan sederhana namun penuh baroqah. Zulebid kemudian membawa pulang si dia ke rumahnya.

Sambil memandang wajah isterinya, lalu Zulebid berkata," Duhai Adinda  wajahmu terlukiskan kecantikan bidadari, apakah perkahwinan ini yang engkau idam-idamkan selama ini? Bahagiakah engkau dengan memilihku menjadi suamimu?"
Jawab isterinya, " Engkau adalah lelaki pilihan Rasulullah SAW yang datang meminangku. Tentu Allah SWT telah menakdirkan yang terbaik buatku. Tiada kebahagiaan bagi seorang wanita melainkan menanti tibanya malam yang dinantikan para pengantin."

Zulebid tersenyum. Direnung wajah indah isterinya itu dengan penuh kemesraan mengharap belaian manja seorang isteri kepada suaminya.Seketika kemudian,kedengaran ketukan pintu rumah yang bertalu-talu memaksa Zulebid segera bangkit dan membuka pintu tersebut. Seorang lelaki mengkhabarkan bahawa ada panggilan untuk berkumpul di masjid, panggilan untuk berjihad dalam perang.
Zulebid masuk kembali ke rumah dan menemui isterinya.
"Duhai isteriku yang senyumannya menancap hingga ke relung batinku, demikian besar tumbuhnya cintaku kepadamu, namun panggilan Allah untuk berjihad melebihi semua kecintaanku itu. Aku mohon keredhaanmu sebelum keberangkatanku ke medan perang.
Kiranya Allah mengetahui semua arah jalan hidup kita ini."
Isterinya menyahut, "Pergilah suamiku,walaupun berat hati ini melepaskanmu setelah tumbuhnya kecintaan diriku untuk memilikimu namun Allah yang Maha Memiliki lebih berhak memilikimu.Doaku dan redhaku senantiasa bersamamu wahai suamiku…”
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFf1_BiP8KWCnFj9oUzoE2wym_ZeW2jScfkulZA-c5fWAlihLeoOGZwznN_BBpRiuwJVbGkxnljzYxMNUMldrZh0lS187_lTGGkt8CZ3oC9BhWGuw8Q553ZpDqnChYOM5C59ey4vHPRns/s1600/bidadari1.jpg


***
Zulebid lalu bersiap sedia lantas bergabung bersama tentara muslim menuju ke medan perang. Gagah berani dia menghayunkan pedangnya, deras dan berdesing sehingga mampu menewaskan beberapa orang tentera musyrikin ditangannya. Dia bertarung meluru terus maju sambil senantiasa mengumandangkan kalimat Tauhid...
Allahuakkbarr..!!
Allahuakkbarr..!!
Allahuakkbarr..!!

Ketika sebuah anak panah buta dari arah depan tak sempat dihindarinya, tertusuk tepat pada dadanya. Zulebid terjatuh, berusaha menghindari anak panah lainnya yang berseliweran di udara. Dia merasakan dadanya mulai sesak, nafasnya tak beraturan, pedangnya pun mulai terkulai terlepas dari tangannya. Sambil bersandar di antara longgokan korban, Dia berasa panggilan Allah sudah begitu dekat kepadanya. Lalu,terbayang wajah kedua orang tuanya yang begitu dikasihinya. Teringat akan masa kecilnya bersama-sama saudaranya. Berlari-larian bersama teman-teman sepermainannya. Berganti bayangan wajah Rasulullah yang begitu dihormati, dijunjung dan dikaguminya dan akhirnya bayangan rupawan istrinya. Isterinya yang baru dinikahinya pagi tadi. Senyum kepadanya dengan senyuman yang paling menawan tatkala dia mahu menghadrat illahi.
Wajah cantik itu demikian sejuk memandangnya sambil mendoakannya. Detik demi detik, syahadat pun terucapkan dari bibir Zulebid. Perlahan-lahan matanya mulai memejam, senyum menghiasinya....Zulebid pergi menghadap Ilahi, gugur sebagai syuhada.
***
Senja datang
Angin mendesau, sepi...
Pasir-pasir beterbangan...
Berputar-putar...

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgozpqc3k7LEtnQ8BXfVuXflKPx9J5q0BxWucw6yMxElRvUx4duaT2ytzkSPUl3L7J-afBVg7ZOkIByjMYdQc9AOXkEZNtQv9AvxMd3wXfBVQnlV84NxUpRqh9fND25Z10SmEfa38UU_Go/s320/bidadari-bermata-bening.jpg

Rasulullah dan para sahabat mengumpulkan syuhada yang gugur dalam perang. Di antara para mujahid tersebut terdapatlah tubuh Zulebid yang tengah bersandar dilongggokkan mayat musuh. Akhirnya dikuburkanlah jenazah zulebid di suatu tempat. Berdampingan dengan para syuhada lain.
Tanpa dimandikan...
Tanpa dikafankan...
Tanah terakhir ditutupkan ke atas makam Zulebid.
Rasulullah termenung di samping pusara tersebut.
Para sahabat terdiam membisu.
Sejenak kemudian terdengar suara Rasulullah seperti menahan esak tangis. Air mata berlinang di kelopak mata baginda. Lalu beberapa waktu kemudian baginda seolah-olah mendongak ke atas sambil tersenyum. Wajah beliau berubah menjadi cerah. Belum habis hilang kehairanan para shahabat terhadap Rasulullah, tiba-tiba baginda menolehkan pandangannya ke sisi seraya menutupkan tangan menghalangi arah pandangan mata baginda.
Akhirnya keadaan kembali seperti semula.
Para shahabat lalu bertanya-tanya, ada apa denganmu, ya Rasulullah.
"Ya Rasulullah, mengapa di pusara Zulebid engkau menangis?"
Jawab Rasulullah, "Aku menangis karena mengingatkan Zulebid. Ooh..Zulebid, pagi tadi engkau datang kepadaku meminta restuku untuk bernikah dan engkau pun menikah hari ini juga.Hari ini merupakan hari bahagia buatmu. Seharusnya saat ini Engkau sedang menantikan malam yang ditunggu-tunggu oleh para pengantin."
Lalu mengapa kemudian Engkau mendongak dan tersenyum?" Tanya sahabat lagi.
" Aku mendongak karena kulihat beberapa bidadari turun dari langit dan udara menjadi wangi semerbak dan aku tersenyum kerana mereka datang hendak menjemput Zulebid," Jawab Rasulullah.
"Dan lalu mengapa kemudian Engkau memalingkan pandangannya dan menoleh ke samping?" Tanya mereka lagi.
"Aku mengalihkan pandangan menghindar karena sebelumnya kulihat banyaknya bidadari yang menjemput Zulebid, beberapa diantaranya berebut memegangi tangan dan kaki Zulebid. Hingga dari salah satu gaun dari bidadari tersebut ada yang sedikit tersingkap betisnya...."
***
Di rumah, isteri Zulebid menanti sang suami yang tak kunjung tiba. Ketika terdengar khabar suaminya telah menghadap Sang Illahi,Pencipta segala kejadian.
Malam menjelang...
Terlelap dia, sejenak berada dalam keadaan setengah mimpi dan dan nyata.
Lambat-lambat ia seperti melihat Zulebid datang dari kejauhan. Tersenyum, namun wajahnya diraut kesedihan pada akhirnya.
Terdengar Zulebid berkata, "Isteriku, aku baik-baik saja. Aku menunggumu disini. Engkaulah bidadari sejatiku. Semua bidadari disini apabila aku menyebut namamu akan mengetap bibir tanda cemburu padamu....
Dan akan kubiarkan engkau wahai isterku yang tercantik di hatiku.”
Isteri Zulebid, terdiam.
Matanya berlinangan...
Lalu mencurahkan air mata…
Yang disimpan tidak tertahan…
Seperti tak lepas dia mengingatkan saat pernikahan pagi tadi...
Dan bayangan suaminya yang baru saja hadir...
Ia menggerakkan bibirnya..
"Suamiku, aku mencintaimu...
***
Somewhere over the rainbow, way up high
There's a land that I heard of once on a lullaby
Somewhere over the rainbow, skied are blue
And the dreams that you dare to dream
really do come true..

Dan,
Akan kemanakah kumbang terbang
Bagi menghirup madu di bunga suntingan.
Pada siapa rindu mendendam
Kekasih yang terkasih
Pencinta dan yang dicinta
Semua berurai air mata
Sedih, ataukah bahagia.....?
***
Untuk para pengantin bidadari
Dan dengan semua ketentuan Allah ini bagi kita..
Aku ikhlas...
Aku redha…”
***





وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ عِينٌ
Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya, (Quran 37:48)

وَعِندَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ أَتْرَابٌ
Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya. 
(Quran 38:52)

مُتَّكِئِينَ عَلَى سُرُرٍ مَّصْفُوفَةٍ وَزَوَّجْنَاهُم بِحُورٍ عِينٍ
Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli. (Quran 52:20)

فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ
Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin. (Quran 55:56)

فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ
Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik. (Quran 55:70)

حُورٌ مَّقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ
(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah. (Quran 55:72)

وَحُورٌ عِينٌ
Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, (Quran 56:22)

إِنَّا أَنشَأْنَاهُنَّ إِنشَاء
Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung (Quran 56:35)

كَذَلِكَ وَزَوَّجْنَاهُم بِحُورٍ عِينٍ
demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari. (Quran 44:54)

كَأَنَّهُنَّ الْيَاقُوتُ وَالْمَرْجَانُ
Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan. (Quran 55:58)

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Readers